E Ngestirosa Endang Woro Kasih
Menjelang pemilu 2024 di Indonesia, hubungan rumit antara politik dan sastra menjadi semakin relevan. Sastra berfungsi sebagai cermin yang mencerminkan sentimen dan aspirasi masyarakat terhadap po
Baca Juga : English Literature Student, A. Vahry Lilam Putra Won 1st Place in National Speech Competition
Politik dan sastra, yang tampaknya merupakan dua bidang yang berbeda, pada hakikatnya saling terkait dalam hubungan yang kompleks. Keduanya membentuk dan mencerminkan realitas sosial dan politik suatu komunitas
Di ranah menyala
Sastra Sebagai Katalis Refleksi Politik Tokoh sastra seringkali menggunakan karyanya sebagai bentuk pr
Sebaliknya, dalam novel Ayah (2015) karya Andrea Hirata, pengarangnya terkenal dengan korek apinya
Pengaruh Timbal Balik Sastra dan Politik Sastra menyuarakan hal-hal yang belum pernah didengar, mengungkapkan ketidakpuasan, dan mendokumentasikan kemanusiaan
Namun, hubungan antara politik dan sastra tidak selalu berjalan seiring. Terkadang, kebijakan politik membatasi kebebasan berekspresi sastra
Baca Juga : Ikrar Guru Indonesia: Janji Untuk Mencerdaskan Bangsa
Dalam interaksi yang rumit antara politik dan sastra, terdapat potensi