Tri Darma Rosmala Sari (Center for Behavioral Accounting)

Addressing Counterproductive Employee Performance: A Path to Improvement

Tri Darma Rosmala Sari, S.E., M.S.Ak. 

Mengatasi Kinerja Karyawan yang Kurang Produktif: Pendekatan Proaktif dan Konstruktif

Dalam setiap lingkungan kerja, tidak jarang kita menemui karyawan yang kinerjanya secara konsisten di bawah ekspektasi. Perilaku yang kontraproduktif ini dapat memiliki dampak yang merugikan bagi organisasi, budaya kerja, dan semangat tim. Namun, penting untuk mendekati masalah ini dengan fokus pada perbaikan daripada tindakan hukuman. Di artikel ini, kita akan menjelajahi alasan di balik kinerja kontraproduktif dan bagaimana pengusaha dapat mengambil pendekatan proaktif dan konstruktif untuk mengatasinya.

Baca juga: Meningkatkan Kesehatan Mental Anda: Panduan Komprehensif untuk Kesejahteraan Emosional

Mengidentifikasi Perilaku Kontraproduktif

Kinerja kontraproduktif bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti seringnya melewati tenggat waktu, kurang motivasi, terlibat dalam politik kantor, atau mengganggu kekompakan tim. Perilaku-perilaku ini tidak hanya menghambat produktivitas tetapi juga mengganggu lingkungan kerja, menyebabkan dampak negatif pada semangat karyawan. Penting bagi pengusaha untuk mengidentifikasi akar penyebab dari perilaku tersebut. Seringkali, hal itu bisa berasal dari masalah personal, ketidakjelasan tentang harapan pekerjaan, atau ketidaksesuaian antara keterampilan karyawan dan peran yang mereka miliki. Mengatasi isu-isu mendasar ini adalah langkah pertama menuju perbaikan.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi kinerja kontraproduktif adalah melalui komunikasi terbuka dan empatik. Pengusaha harus menciptakan ruang aman bagi karyawan untuk mengungkapkan kekhawatiran dan tantangan mereka. Melalui diskusi satu lawan satu, mereka dapat memahami sudut pandang individu dan menawarkan dukungan jika diperlukan. Umpan balik yang konstruktif harus diberikan, fokus pada perilaku spesifik yang perlu diperbaiki daripada serangan personal. Selain itu, menetapkan harapan kinerja yang jelas dan menyediakan alat dan sumber daya yang diperlukan dapat membantu karyawan lebih memahami peran dan tanggung jawab mereka.

Pengembangan dan Pelatihan Sebagai Solusi

Program pelatihan dan pengembangan dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja kontraproduktif. Jika masalah muncul dari kurangnya keterampilan atau pengetahuan, berinvestasi dalam pelatihan dapat menjembatani kesenjangan tersebut. Menawarkan kesempatan untuk pertumbuhan dan kemajuan dalam organisasi juga dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Ketika karyawan merasa dihargai dan melihat jalan yang jelas untuk pengembangan karier mereka, mereka lebih cenderung terlibat dalam cara yang lebih produktif.

Penting untuk diakui bahwa mengatasi kinerja kontraproduktif merupakan jalan dua arah. Karyawan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan bersedia melakukan perubahan. Pada saat yang sama, pengusaha harus berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan. Dengan menciptakan budaya perbaikan dan pembelajaran yang berkelanjutan, kedua belah pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.

Baca juga: Sinopsis Sweet Home 2, Ancaman Lebih Besar bagi Penyintas Green Home

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kinerja karyawan yang kontraproduktif adalah tantangan yang dihadapi setiap organisasi pada suatu titik. Alih-alih menggunakan tindakan hukuman, pengusaha harus mengadopsi pendekatan proaktif dan empatik. Dengan mengatasi akar penyebab, mempromosikan komunikasi terbuka, dan menawarkan pelatihan dan pengembangan, pengusaha dapat membantu karyawan mengatasi perilaku kontraproduktif, yang pada akhirnya akan menghasilkan lingkungan kerja yang lebih produktif dan harmonis. Jalan menuju perbaikan dimulai dengan pemahaman dan kolaborasi, dan itu adalah perjalanan yang seharusnya dijalani bersama oleh pengusaha dan karyawan.