Menyematkan Ekologi Sejak Dini: Ekokritisisme dalam Sastra Anak Indonesia

MASNIA RAHAYU,S.S, M.HUM

Pentingnya Sastra Anak dalam Pengembangan Anak di Era Digital

Ilmu parenting di era digital mengalami perkembangan pesat, khususnya bagi para orang tua milenial dan gen Z yang melek teknologi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dalam pola asuh anak mengarah ke arah positif. Hasil survei KPAI menunjukkan bahwa 79% anak diizinkan menggunakan gawai selain untuk keperluan belajar selama pandemi Covid-19. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kualitas belajar dan komunikasi anak. Oleh karena itu, penting untuk mengalihkan fokus anak dari penggunaan media sosial ke media pembelajaran lain, seperti buku bacaan.

Membaca buku menjadi salah satu praktik pembelajaran yang efektif di era digital ini. Anak-anak dapat mengembangkan kritisisme mereka melalui buku dan menangkap realitas yang disampaikan dalam cerita. Khususnya, sastra anak menjadi pilihan yang baik karena mampu memberikan pembelajaran praktis sambil membentuk karakter dan nilai moral pada anak.

Baca juga : Two FSIP UTI Lecturers Pass Lecturer Certification

Terdapat berbagai tema dalam sastra anak yang memberikan pandangan yang bervariatif. Penting bagi orang tua untuk memilih sastra anak yang sesuai dengan nilai dan pengetahuan yang ingin ditanamkan pada anak-anak. Tema-tema seperti tingkat fisik, organik, sosial, egoik, dan divine dapat membantu orang tua memilih sastra anak yang sesuai dengan tujuan pendidikan anak.

Tema tingkat fisik, seperti yang terdapat dalam kisah “Si Kancil dan Pak Tani” oleh Tim Bacaan Anak Indonesia, mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian alam dan memahami ekosistem. Sementara itu, tema tingkat organik, seperti dalam “Negeri Dongeng” karya Helvy Tiana Rosa, menekankan keragaman hayati dan perlunya menjaga flora dan fauna. Tema tingkat sosial, seperti yang ada dalam “Lukisan Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata, mengajarkan tentang pentingnya pendidikan dan solidaritas dalam kehidupan.

Selanjutnya, tema tingkat egoik, seperti dalam “Seri Bintang” karya Ninit Yunita, memberikan nilai tentang memahami diri sendiri dan menerima perbedaan dengan orang lain. Sedangkan tema tingkat divine, seperti yang terdapat dalam “Kisah-Kisah Islam untuk Anak-Anak” karya Mohammad Ali Hasan, menekankan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk karakter anak.

Peran Sastra Anak dalam Mengajarkan Kesadaran Ekologis

Sastra anak memiliki pengaruh yang besar terhadap pandangan anak terhadap nilai, sikap, dan pengetahuan. Melalui sastra anak, anak-anak dapat memahami dunia di sekitarnya, mengembangkan empati, toleransi, dan nilai-nilai moral yang baik. Sastra anak juga membantu anak mengenal budaya dan tradisi dari berbagai negara, serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Oleh karena itu, pemilihan sastra anak yang baik menjadi krusial.

Namun, perlu adanya selektivitas dalam memilih sastra anak. Sastra anak yang baik harus mengandung nilai-nilai moral positif dan pesan yang mendukung perkembangan anak. Selain itu, sastra anak juga harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak agar memberikan manfaat optimal.

Dalam era digital ini, di mana anak-anak lebih rentan terhadap konflik ekologis dan risiko lingkungan, sastra anak dapat menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai etika lingkungan. Anak-anak perlu diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan sejak dini, dan sastra anak bisa menjadi alat yang tepat untuk itu. Melalui cerita-cerita yang mengangkat isu-isu lingkungan, anak-anak dapat memahami dampak dari konflik ekologis dan peran mereka dalam menjaga keberlanjutan alam.

Seiring dengan peringatan Hari Buku Sedunia pada tanggal 23 April, orang tua memiliki kesempatan baik untuk mengenalkan buku dan nilai-nilai penting kepada anak-anak. Buku membuka pintu pengetahuan, mengembangkan imajinasi, dan memperluas wawasan anak-anak. Melalui buku, anak-anak juga dapat belajar tentang keberagaman budaya, memperkaya kosakata, dan meningkatkan keterampilan membaca.

Selain itu, Hari Buku Sedunia juga menjadi momen tepat untuk menanamkan nilai-nilai ekologis pada anak-anak. Dengan memilih buku yang mengangkat isu-isu lingkungan, orang tua dapat membantu membentuk kesadaran dan kepedulian anak terhadap alam. Dengan begitu, diharapkan generasi muda akan tumbuh sebagai individu yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan siap berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan hidup.

Baca juga : Perpustakaan Templat Pribadi Saya:

Membangun Kesadaran Akan Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Secara keseluruhan, pemahaman dan pendekatan yang bijaksana terhadap perkembangan anak di era digital sangat penting. Orang tua, pendidik, dan masyarakat perlu terus mempelajari perubahan tersebut dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendukung perkembangan anak secara optimal. Melalui sastra anak dan pendekatan yang tepat, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga cerdas dalam nilai-nilai moral dan peduli terhadap lingkungan. Mari bersama-sama memastikan anak-anak kita tumbuh sebagai individu yang tangguh dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.