KARENA BURUNG TIDAK BISA BERENANG SEPERTI IKAN:

MELIHAT PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DEMI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR MAKSIMAL

Samanik, S.S., M.Hum.

Keharusan Menyesuaikan Proses Pembelajaran

Di dalam kelas, perbedaan antar peserta didik menjadi tantangan utama bagi pendidik. Dari latar belakang sosial, minat, hingga gaya belajar, setiap siswa memiliki keunikan yang memerlukan perhatian khusus. Tomlinson (2000) menggarisbawahi bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah langkah adaptif untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Ini menuntut guru untuk mengeksplorasi berbagai metode pembelajaran agar memenuhi ragam kebutuhan tersebut.

Baca juga : Embracing AI in Education: Are Indonesian Teachers Ready for the Global Shift?

Guru dituntut untuk menjadi fasilitator yang mampu mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Hal ini tidak berarti menciptakan banyak versi pembelajaran, namun lebih kepada penyesuaian materi, pendekatan, dan penilaian agar setiap siswa bisa menemukan cara belajar yang paling cocok untuk mereka. Pendekatan ini melibatkan strategi yang tidak hanya berfokus pada kurikulum saja, tetapi juga pada respons individual dan dukungan yang diberikan guru untuk menunjang proses belajar.

Membangun Dasar Pembelajaran yang Inklusif

Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah tentang menciptakan kesibukan kelas yang kacau dan menyulitkan guru. Sebaliknya, ini adalah tentang menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif. Menurut Tomlinson (2001), dasar dari strategi ini adalah pemahaman bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran yang inklusif menjadi kunci dalam mengakomodasi kebutuhan individual tersebut.

Sebuah institusi pendidikan yang mengadopsi pembelajaran berdiferensiasi perlu mengkaji kurikulum, menyusun strategi, dan merancang metode pembelajaran yang memperhitungkan keberagaman peserta didik. Ini bukan hanya soal pengajaran, tapi juga tentang membangun dukungan yang konsisten dari guru dalam memenuhi kebutuhan individual siswa. Evaluasi berkala menjadi bagian integral dalam mengevaluasi efektivitas pembelajaran yang telah disesuaikan.

Pendekatan Praktis untuk Hasil Optimal

Pembelajaran berdiferensiasi mengajak guru untuk menjadi lebih fleksibel dalam pendekatan mengajar. Ini mengandalkan penyesuaian pada berbagai aspek seperti kurikulum, penyajian informasi, dan cara mendekati siswa. Tomlinson (2001) mengidentifikasi tiga aspek utama yang perlu diperhatikan guru: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa.Mengikuti pendekatan ini, guru dapat menyesuaikan tugas dan materi pembelajaran agar sesuai dengan pemahaman siswa (kesiapan belajar), membangkitkan minat siswa, dan memberikan ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan preferensi mereka (profil belajar). Intinya, konsep berdiferensiasi ini membuka pintu untuk perubahan dalam elemen-elemen kurikulum sehingga pengalaman belajar siswa menjadi lebih relevan dan optimal.

Baca juga : Sinopsis Sweet Home 2, Ancaman Lebih Besar Bagi Penyintas Green Home

Pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya sekadar model pembelajaran. Ini adalah pendekatan holistik yang mempertimbangkan keberagaman siswa sebagai kekuatan, bukan hambatan. Dengan memahami bahwa setiap siswa adalah ‘burung’ atau ‘ikan’ yang unik dengan kebutuhan berbeda, guru dapat membentuk lingkungan belajar yang menginspirasi, mendukung, dan merangsang perkembangan maksimal setiap individu di kelas.