KARENA BURUNG TIDAK BISA BERENANG SEPERTI IKAN: MELIHAT PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DEMI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR MAKSIMAL

SAMANIK, S.S., M.Hum.

Pendidikan di Indonesia adalah aspek krusial dalam pembangunan manusia dan masyarakat. Namun, seringkali kita melihat bahwa pendekatan pembelajaran yang diterapkan cenderung seragam, tanpa memperhatikan keberagaman peserta didik. Dalam konteks ini, perumpamaan tentang “Burung dan Ikan” mencerminkan realitas pendidikan di banyak tempat di Indonesia. Sebagai pendidik, kita perlu memahami bahwa setiap peserta didik memiliki potensi dan kebutuhan belajar yang berbeda.

baca juga: Two FSIP UTI Lecturers Pass Lecturer Certification

Kondisi Pendidikan Seragam dan Tantangan

Dalam kenyataannya, kegiatan pembelajaran seringkali dilaksanakan secara seragam, tanpa mempertimbangkan latar belakang dan profil peserta didik yang beragam. Guru tidak selalu menyadari bahwa di dalam kelasnya terdapat ‘burung’ dan ‘ikan’ yang memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Analogi ini mencerminkan kurangnya perhatian terhadap keberagaman sosial, budaya, ekonomi, dan minat di dalam kelas. Hal ini menciptakan ketidakmaksimalan dalam hasil belajar peserta didik.

Pentingnya memahami keberagaman ini menjadi krusial, mengingat setiap peserta didik memiliki kondisi psikologis yang berbeda. Pembelajaran seragam tidak hanya tidak efektif, tetapi juga tidak memenuhi kebutuhan individu peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan responsif terhadap keberagaman tersebut.

Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi (PB) adalah suatu usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Ini tidak berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk 32 peserta didik. PB bukan pula berarti harus memperbanyak jumlah soal atau mengelompokkan peserta didik secara terpisah. Sebaliknya, PB memerlukan guru untuk menjadi fleksibel dalam pendekatan mereka, menyesuaikan kurikulum, dan menyajikan informasi kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka.

Implementasi PB memerlukan perencanaan yang matang, termasuk kajian terhadap kurikulum yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan peserta didik. Selain itu, strategi institusi, dukungan guru, dan evaluasi hasil belajar secara berkala menjadi langkah penting dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam hal ini, PB bukanlah proses pembelajaran yang semrawut, tetapi sebuah pendekatan yang memandang peserta didik sebagai entitas dinamis yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda.

Aspek-aspek Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi

Dalam penerapan PB, guru perlu memahami tiga aspek utama yang diungkapkan oleh Tomlinson (2001), yaitu Kesiapan Belajar (Readiness), Minat, dan Profil Belajar peserta didik. Kesiapan belajar menekankan bahwa tugas yang diberikan harus sesuai dengan keterampilan dan pemahaman peserta didik. Minat mengacu pada pentingnya memicu keingintahuan dan hasrat dalam diri peserta didik. Sementara itu, Profil Belajar mencakup cara peserta didik belajar dan bekerja yang sesuai dengan preferensi mereka.

Pemahaman terhadap ketiga aspek ini menjadi kunci keberhasilan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru perlu memodifikasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik. Ini tidak hanya akan memaksimalkan potensi peserta didik, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan aman. Pada akhirnya, pembelajaran berdiferensiasi akan menghasilkan pencapaian hasil belajar maksimal dan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.

baca juga: Sinopsis Napoleon: Ambisi Jenderal Vendemiaire hingga Jadi Kaisar Prancis

Kesimpulan

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pembelajaran berdiferensiasi menjadi suatu keharusan. Guru sebagai agen pembelajaran harus memahami dan merespons keberagaman peserta didik untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal. Implementasi PB memerlukan perencanaan yang matang, fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan belajar individu peserta didik. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif dan berdampak positif pada perkembangan peserta didik.